SOLUSI SAKIT MAAG

Blog pengalaman sembuh sakit maag kronis | obat alami sakit maag | makanan sakit maag | cara sembuh sakit maag | pantangan sakit maag

Rabu Kelabu Bagi Aceh


RABU KELABU BAGI ACEH

 

 
 
 
 
 
 
 
Bismillahirrahmanirrahiim...

Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un

Melalui media ini, saya mengucapkan turut berbela sungkawa yang sedalam – dalamnya, kepada seluruh saudara – saudara se Bangsa dan se Tanah Air di Aceh, yang saat ini sedang mengalami duka yang amat mendalam karena musibah gempa bumi yang menimpa Tanah Aceh pada Rabu tanggal 7 Desember 2016 pagi.

Juga kepada semua teman – teman, serta sahabat sakit maag dan gerd, yang bertempat tinggal di Aceh yang ikut terkena musibah ini.

Terutama yang telah kehilangan keluarga, sanak saudara dan handai taulan dalam musibah ini. Semoga para kurban diampuni dosanya oleh Allah SWT, meninggal dalam husnul khotimah, mendapatkan jalan yang lapang di Sisi Allah SWT. Bagi anggota keluarga yang ditinggalkan semoga diberi kesabaran serta ketabahan. Sebab, semua apa yang ada di dunia ini hanyalah titipan dan pinjaman dari Allah SWT.

Jika saatnya akan diambilNya, maka mau tidak mau kita semua haruslah ikhlas. Apa yang diambil kembali oleh Allah, pasti ada kebaikannya bagi kita, jika itu terus ada pada kita, apapun itu. Allah lebih Maha Tahu...Oleh karena itu tak ada yang perlu disesali, hendaklah sabar dan tawakkal itulah yang perlu kita lakukan dalam setiap musibah yang menimpa.

Sahabat Niniek SS di Aceh..

Betapa berat musibah ini...

Allah SWT. Maha Kuasa atas segala KehendakNya..Demikian juga dengan kejadian gempa di waktu pagi hari yang menimpa Tanah Aceh tepatnya di Kabupaten Pidie pada Rabu pagi..tanggal 7 Desember 2016...Sebuah kejadian yang tak disangka tak dinyana. Saat masyarakat Aceh melaksanakan aktifitas pagi hari, terjadilah musibah tersebut.

Hidup ini adalah ketidak pastian !


Betapa kita hidup di dunia senantiasa dalam ketidak pastian. Bisa sehat bisa sakit. Bisa bahagia bisa berduka. Bisa selamat bisa celaka. Bisa sedih bisa gembira. Bisa beruntung bisa sial. Bisa miskin tiba – tiba diberi jalan kekayaan oleh Allah. Dan bisa pula kaya, tiba – tiba Allah menghendakinya jatuh bangkrut sebangkrut – bangkrutnya ! 

Antara sukses dan kegagalan jaraknya tipis sekali. Dalam sekejab semuanya bisa berubah, jika Allah telah Berkehendak. Yang semuanya tak disangka dan tak dinyana ! Oleh karena itu, hanya kepada Allah sematalah kita hendaknya berserah diri dan bergantung harap. Bukan kepada sesuatu yang lain ! Karena penentu takdir hanyalah Allah SWT. 

Jika kita sudah bertekun didalam penyerahan diri secara total kepada Allah SWT, saya “yakin” bahwa Allah “pasti” akan memberikan kasih sayangNya yang “lebih” kepada kita. Memberikan benteng perlindunganNya, melimpahkan kebahagiaan kepada kita. Jika kita jatuh kedalam dosa, karena keterbatasan kita sebagai manusia, saya yakin bahwa taubatan nasuha kita akan mendapat pengampunan dari Allah Ta’ala.

Hidup hanyalah sekedar menjalani...


Hidup sebenarnya hanyalah sekedar menjalani. Kalau dalam istilah bahasa Jawa :”Urip mung sadermo nglakoni”. Manusia lahir sudah dengan takdirnya, yang dikehendaki oleh Allah SWT. menjadi A, B, C, D dan sebagainya. Dan Allah sudah melengkapinya dengan fasilitas yang sangat sempurna bagi masing – masing orang untuk mencapai kesempurnaan dari setiap takdirnya.

Yang dibutuhkan untuk mencapai kesempurnaan takdir hanyalah “ketaatan” dalam penghambaan, dan “rasa syukur” atas setiap keadaan yang diterimanya. Sabar, tawakkal dan ikhlas adalah bagian untuk bisa menjalani takdir dengan baik, sehingga pada perjalanan hidup bisa “lulus” menjadi manusia pilihan. Manusia yang “sesuai” dengan yang di Kehendaki oleh Allah SWT. Manusia yang kaffah lahir maupun batinnya. Seperti yang mulia Nabi Muhammad Rasulullah SAW.

Mengapa manusia mengalami segala kesulitan dan kesengsaraan ? Ya karena tidak mengenal diri sendiri, terlalu banyak keinginan kalau dalam bahasa Jawanya :”ngangah – angah”, selalu ingin memiliki yang lebih yang bukan porsinya, yang bukan haknya, dan sebetulnya tidak dibutuhkannya !

Sudah punya rumah satu, pegin punya dua. Sudah punya mobil satu, masih kurang. Sudah punya mobil yang cukup bagus, ingin yang lebih mewah. Sudah punya penghasilan yang cukup untuk keluarga, masih berusaha untuk menambah lagi...menambah lagi...meskipun dengan jalan yang tak halal...”korupsi” !

Hal – hal itulah yang seringkali membuat Allah murka tanpa kita sadari. Sehingga kita ditimpa dengan berbagai kesedihan, musibah, kesulitan, kebangkrutan, malapetaka, kesialan, sakit penyakit, dan lain sebagainya. 

Jika kita sedang ditimpa hal seperti ini malah kita menuduh Tuhan tidak adil, pilih kasih, tidak sayang pada kita, lalu kita lari kepada yang lain selain Allah, karena kita merasa, Allah sudah tak peduli lagi dengan doa dan ratapan yang berkali – kali kita lantunkan.  Padahal semuanya bermula dari kekeliruan kita sendiri dalam menjalani hidup.

Sahabat Niniek SS yang berada di Aceh...


Sedih adalah hal yang wajar dan manusiawi bagi kita yang terkena musibah. Mungkin kehilangan orang tua, isteri, suami, anak, mertua, adik, kakak dan orang – orang yang kita cintai. Tetapi janganlah kalian ratapi kepergian mereka. Itu sudah menjadi haknya mereka untuk “pergi selamanya” saat ini, dengan cara ini. Cara yang sudah Allah tentukan untuk masing – masing hambaNya.

Marilah kita antar kepergian mereka bukan dengan ratapan namun dengan doa- doa yang suci, agar memperlapang perjalanan mereka kembali ke HaribaanNya. Agar dosa – dosanya diampuni oleh Allah SWT. dan amal kebajikannya didunia diterimaNya. Aamiin Ya Rabbl’alamiin.

Bagi kalian yang kehilangan harta benda kalian, rumah, mobil, dan yang lain yang rusak dalam musibah ini, ikhlaskanlah. Siapa yang takkan sedih, kehilangan harta yang sekian lama dikumpulkan. Usaha yang sekian lama dirintis hancur dalam sekejab dalam musibah gempa ini ?

Tetapi yakinlah. Tentu ada kebaikan yang Allah tetapkan dalam penghancuran ini. Yang kita semua tak tahu dan belum memahaminya. Jika kita sabar dan ikhlas serta tak berburuk sangka, insya Allah pada saatnya kelak, kita akan tahu kebaikannya, mengapa musibah ini terjadi.

Pasti Allah akan mengganti dengan yang lebih baik, dengan catatan kita sabar dan ikhlas dalam menerima musibah ini. Jika tidak, maka bisa saja kehancuran yang lebih fatal yang akan kita terima..

Allah menghendaki setiap penciptaan dengan maksud yang Maha Baik. Baik bagi yang diciptakan maupun yang berguna bagi keselarasan serta keseimbangan alam semesta. Jika terjadi penyimpangan – penyimpangan yang dilakukan oleh manusia sudah membahayakan bagi manusia itu sendiri, ataupun sudah pada tingkat membahayakan keselamatan serta mengganggu keseimbangan alam semesta, maka pelaku penyimpangan serta hasil karya penyimpangan itu pasti akan DihancurkanNya tanpa perlu bertanya – tanya kepada kita. 

Musibah seperti ini bukan terjadi di Aceh saja. Namun dimana - mana. Ini adalah peringatan bagi kita semua, agar menjadi manusia yang lebih bertaqwa, sabar dan bersyukur dalam menjalani takdir kehidupan. Agar kita kembali kepada Allah dengan segala kehendakNya. Bukan menghalalkan segala cara demi tercapainya ambisi dan keinginan.

Sebenarnya, Allah sudah memberi tanda – tanda atau aba – aba jauh hari sebelumnya, kepada hati sanubari kita, akan setiap musibah yang akan menimpa kita. Namun seringkali kita tak peduli pada suara hati nurani kita. Jika kamu melakukan ini nanti kamu akan begini, dan jika kamu melakukan itu maka nanti kamu akan begitu. Demikianlah seringkali kita mendapatkan peringatan dari sanubari kita. Tapi kita selalu menyangkalnya :”Ah tak mungkin !”, “Ah tak apa – apa !”...

Peringatan – peringatan kecil itulah, jika terus dilanggar, yang kelak kemudian hari akan menjadi sebuah kenyataan yang benar – benar membuat hati kita tersentak ! terperangah ! dan tak bisa mengelak ! Dan mau tak mau harus menerimanya dengan kesabaran.

Sahabat Niniek SS dimanapun kalian berada...

Marilah kita terima setiap musibah yang menimpa kita sebagai bentuk kasih sayang Allah SWT kepada kita manusia. Agar kedepan kita menjadi lebih baik, lebih bersih, dan lebih tertata kehidupannya, sesuai dengan Kehendak Allah SWT. Marilah kita kembali kepada jalan yang lurus, yang telah dituntunkan oleh Rasulullah SAW didalam Al Qur’anul Karim dan dalam keteladanan Beliau. Agar kita hidup “taat” dan “bersyukur”.

Demikian “Rabu Kelabu Bagi Aceh” semoga menjadi cermin bagi kita sekalian, bahwa betapa sayangnya Allah kepada kita semua, ditegurnya kita selalu, ketika sudah jauh melenceng dari apa yang diKehendakiNya.

Alhamdulillahirabbil’alamiin...

Purworejo, 10 Desember 2016

Yang turut berduka,
Niniek SS

Berburu Barang Antik

Bismillahirrahmanirrahiim…

Salam Sejahtera Bagi Seluruh Alam,

Puji dan syukur hanya kepada Allah Pemilik Seluruh Nikmat. Shalawat dan salam yang setulus-tulusnya semoga senantiasa tercurah atas Nabi Agung Muhammad Rasulullah SAW, bagi keluarga dan sahabatnya yang mulia serta para pengikutnya yang setia sampai akhir jaman.

Pembaca Blog Yang Setia

Ijinkan kali ini saya akan menghibur kalian dengan kisah nyata yang pernah saya alami sendiri tentang berburu barang antik

Mosok tiap hari, kalian dijejali artikel tentang penyakit maag saja, ya bosenlah lama-lama. Iya kan ? Doa dan harapan saya, kalian semua menjadi sembuh dan sehat, seperti sedia kala, dan saya takkan menulis lagi tentang sakit maag, namun tentang kehidupan dan misterinya, yang jauh lebih menarik dan bikin penasaran orang…Setuju nggak kawan ?

Saya tuh tinggal di perumahan Boro Mukti Permai, termasuk kawasan elitlah untuk kabupaten Purworejo. Ya terbukti hampir 60 % penghuninya punya kendaraan roda empat, sisanya 39,5 % nya semua punya sepeda motor, bahkan ada yang mempunyai lebih dari satu..Dua atau tiga sepeda motor.

Ada juga kok yang punya Alpard, CRV, atau Fortuner. Kalau yang memiliki semacam Avansa dan Inova wah banyak banget. Ya enaklah punya tetangga kaya, kalau kemana-mana, nengok tetangga sakit, takziah selalu ditawari untuk nebeng. Alhamdulillah…

Yang 0,5 % ya tinggal saya sendirilah yang Alhamdulillah hanya memiliki sepeda onthel saja sudah butut. Kalau dipakai bunyinya kreyat-kreyot, jaraknya masih jauh dari rumah, suami  belum keliatan orangnya suara sepedanya sudah kedengaran duluan. he he...

Ini hanya intermezzo aja. Saya sungguh sangat bersyukur dengan kehidupan kami yang sekarang ini, kalau hendak ditukar oleh Allah dengan kehidupan mereka yang bermobil Alpad, saya insya Allah akan menolak dengan tegas.

Saya akan bekata kepada Allah Yang Maha Agung : Ya Allah, saya mohon ampun bukan berarti saya menolak pemberianMu, tetapi bila Engkau ijinkan saya tetap memilih kehidupan saya yang sekarang saja Ya Allah, karena ini sudah sangat jauh lebih cukup dibanding dunia dengan seluruh isinya. 

Puji dan syukur kepadaMu yang tiada berbatas Ya Allah, Engkau sudah beri hamba seorang Nabi SAW, seorang Rasul yang sangat sempurna bagi hamba, yang menuntun hamba kepada Agama yang Engkau Ridhoi. Islam Rahmatan Lil Alamin.

Engkau beri hamba Agama Islam yang agung, jalan dan cahaya kebenaran dengan Al Qur’anul Karim Kitab Suci Yang Sempurna, serta Al Hadits sebagai panduannya. 

Engkau beri hamba seorang Mursyid yang saleh, yang membimbing ruhani hamba kembali kepadaMu melalui jalan yang telah Engkau tunjukkan, melalui medan suluk sebagaimana Engkau turunkan petunjuk-petunjukMu ketika Nabi kami Muhammad Rasulullah SAW dalam tiap-tiap berkhalwatnya digua Hiro’.

Engkau beri kami suami yang baik, yang pengasih dan penyayang, yang rajin sholat dan dzikir, sehingga sering membuat iri hati hamba jika ia sedang berdzikir kepadamu, karena bisa lama dan khidmat. 

Suami yang selalu mendidik hamba untuk selalu bersyukur, bersabar dan tawakkal. 

Suami yang penyabar, yang tak pernah marah apalagi membentak, tak pernah menuntut walau sekedar diladeni segelas air minum.

Tidak sebagaimana suami-suami para wanita yang selalu marah-marah, membentak-bentak, berkata dan berlaku kasar hingga main tangan, terlalu menuntut dalam segala hal, termasuk selalu menuntut kebutuhan biologisnya kepada isteri, ia tak mau tahu meski isterinya sedang terkapar diranjangnya meratapi kesedihannya karena sakit maagnya yang bertahun-tahun belum sembuh juga. Tetap saja suaminya memaksanya bak pemerkosa saja.

Ya Allah, hamba merasa lebih dari cukup dengan apa yang Engkau berikan kepada kami sekarang ini. Meski kami belum mempunyai rumah sendiri, tidak memiliki mobil, dan tanpa mempunyai deposito. Itu semua tak begitu penting bagi hamba Ya Allah. Hamba sudah merasa kaya dengan bergantung harap hanya kepadaMu bukan kepada manusia lagi Ya Allah.

Meskipun kami tak memiliki dunia, namun dunia telah Engkau hamparkan kepada kami, dihadapan kami, jika kami mau Ya Allah. Semua kebutuhan hidup kami telah Engkau cukupkan tanpa kami harus bersusah payah lagi Ya Allah.

Makan, kami sekeluarga tak pernah kelaparan. Rumah, Engkau beri kami pinjaman rumah tanpa batas dan tak perlu mengontrak. Mobil, meskipun kami tak memilikinya, Ustadz Zakaria, HambaMu yang demikian shaleh siap membantu keperluan kami dengan ikhlasnya, dengan mobil Avanza yang diikhlaskan oleh santrinya jika setiap saat dibutuhkan tinggal dipakai saja, sehingga Ustadz Zakaria-pun menawarkan kepada kami Ya Allah, hingga kami sangat sungkan kepada kekasihMu ini Ya Allah.

Betapa Engkau sangat memanjakan hidup kami Ya Allah. 

Hamba sangat bersyukur kepadaMu Ya Allah, Engkau beri hamba seorang putri yang sangat patuh kepada kami orang tuanya. Sedangkan nasehat kami yang utama adalah agar ia nomor satukan Allah Ta’ala serta Rasulullah SAW dari segala hal dan kapanpun serta dimanapun.

Ia sering lari terbirit-birit memasuki ruang kuliah karena tak mau kehilangan shalat dhuhurnya. Karena letak masjid Universitasnya agak jauh dari kampusnya. Engkau Maha Tahu Ya Allah.

Engkau beri kami anak yang  mengedepankan zakat dan sedekah, hingga uang bidik misinyapun dizakatinya. Ia dermawan seperti didikan hamba, tetapi bukan dari uang bidik misinya Ya Allah, dari sela-sela kuliahnya ia masih menyempatkan membuat kue untuk dijual, dan hasilnya untuk keperluan bersedekah bagi anak-anak yatim dan dhuafa yang ditemuinya.

Ia lebih baik mengesol sepatunya yang jebol, daripada uangnya untuk membeli sepatu baru. Ya Allah Alhamdulillah, Engkau karuniai kami anak, yang sebaik-baik seorang anak. Hamba mohon limpahilah anak hamba dengan keberkahan ampunan dan RidhoMu di dunia hingga akheratnya Ya Allah. Amiin Ya Rabbal Alamiin.

Ya Allah sudah Engkau limpahkan keberkahan, taufik serta hidayah yang lebih dari cukup bagi hamba sekeluarga Ya Allah, sehingga kami malu untuk meminta lebih kepadaMu kecuali Ampunan dan RidhoMu yang selalu kami harapkan dalam hidup dan ketika kami sudah mati kelak.

Sampai lupa nih kisahnya soal berburu barang antik..

Rumah yang kami tempati adalah milik mbak ipar saya yang baik hati. Beliau tinggal di Jakarta. Dan mempersilahkan kami untuk menempati rumahnya terserah sampai kapan. Alhamdulillaah…semua ini atas kemurahan Allah belaka. Bayangkan, jika harus kontrak, darimana kami punya uang ? Kalau sekarang sih rejeki dari keuntungan penjualan buku, sedikit-sedikit bisa dikumpulkan untuk kontrak barangkali diperlukan ?

Lha dulu ? Uang 10 ribu saja tak tahu kemana hendak dicari. Untuk mencarinya harus selalu menangis dulu kepada Allah Yang Maha Memiliki Segala. Butuh pagi minta pagi, butuh siang minta siang, butuh malam ya mintanya malam. 

Saya jarang sekali, minta untuk yang dibutuhkan besuk atau lusa mintanya sekarang. Karena saya tak tahu apakah usia saya bakal sampai esok atau lusakah ? 

Yang saya pikir dan kerjakan adalah hari ini. Hari kemarin adalah sebuah hikmah. Dan hari esok masih wallahua’lam. Bekerja, beribadah, mengukir prestasi, berbuat baik ya HARI INI ! Bukan kemarin atau lusa. Tak ada kamusnya dalam hidup saya. 

Saya mengajarkan falsafah hidup ini kepada putri saya. Hidup adalah hari ini ! Bukan kemarin atau besuk ! Soal besuk masih ada lagi hari ? Itu adalah Rahmat dan Karunia, tetapi pikirkan besuk jangan sekarang.

Dalam hidup saya, tak pernah ada perencanaan. Sebab yang lebih sering, selalu meleset dari rencana Allah. Lha ya mending menyerahkan seluruh hidup kepada perencanaan Allah Ta’ala, yang jauh lebih baik dan sempurna untuk kita ? Ya nggak ? AMAZING !

Meskipun rumah mbak ipar kami masih orisinel, masih asli belum direnovasi, teman-teman pada betah main kerumah. Jadi tiap hari tak pernah sepi tamu, pokoknya ada sajalah yang bertandang. Apalagi jamannya dulu saya masih suka MLM, ya Allah banyak tamu dari mana-mana datang kerumah untuk menawarkan produk MLMnya. Dengan harapan saya ikut bergabung dan lalu memasarkan produknya.

Namun saya bergabung kan bukan untuk ikut memasarkan produknya ? Lha wong diri saya sedang tak pernah sehat rasanya. Ya itulah sakit maag yang tak sembuh-sembuh akhirnya bergembang menjadi gerd yang cukup memprihatinkan dan kena anxyetas juga.

Jadi saya mendaftar hingga lebih dari 50 keanggotaan multilevel itu hanya karena sedang terus berburu obat herbal yang cocok untuk kesembuhan maag saya. Sampai saya di kabupaten Purworejo dulu dijuluki Mbahe multilevel he he..Tapi belum juga ketemu dengan obat yang cocok waktu itu.

Suatu hari adik kandung saya, yang namanya Embong, saat ini tinggalnya di Jakarta, sms ke saya : Mbak jika ada kenalan yang punya piring anti basi, tolong infokan ke saya. Jika asli, per piring 30 juta cash ! Mata saya terbelalak membaca sms adik saya tersebut. Itu uang atau daun ? kok begitu tinggi penawarannya hanya untuk sebuah piring meskipun anti basi !

Selanjutnya adik menyebutkan ciri-ciri piring anti basi yang sedang diburunya. Juga menyampaikan bagaimana cara mengetesnya asli dan tidaknya.

Nah suatu hari pula, tanpa disengaja, tetangga depan rumah ada tamu. Kebetulan tetangga pemilik rumah sedang tak ada dirumahnya. Sedang keluar. Lalu tamunya itu lama menunggu sambil jongkok dijalanan depan rumah.

Saya paling gak bisa melihat tamu terlantar. Saya minta tolong suami agar menyapa tamu tetangga yang sedang jongkok ditepi jalan gang depan rumah, dan kalau mau biar dipersilahkan untuk menunggu dirumah kami.

Lalu tamu tetangga itupun mau dipersilahkan menunggu dirumah kami. Seperti biasa saya buatkan minum teh hangat yang manis. Segaaar…kan dia tidak sakit maag ? boleh dong minum teh manis yang tak encer ?

Ngobrol sana ngobrol sini. Lho tiba-tiba tamu itu bertanya kepada saya :”Bu, mbok kalau ada kenalan yang butuh piring anti basi, saya punya 3 buah, asli Bu! Hanya 5 juta saja sebuahnya. Tapi sekarang piringnya ada dirumah saya Wonoroto bu. Kalau nanti ada yang minat, silahkan ibu kerumah saya, cari saja rumahnya Harto Wonoroto, semua orang sudah tahu bu”. 

Loh tak pikir-pikir aneh sekali, kemarin adik baru saja sms mencari piring anti basi. Dan berani membelinya dengan harga 30 juta per piring. Ini ada orang datang menawarkan, hanya dengan harga 5 juta ! Waaah pucuk dicinta ulam tiba niih. Keuntungan 75 juta sudah terbayang didepan mata, siapa tidak tergiur ? Kesempatan kan ?

Sebenarnya saya tak begitu minat dengan barang antik. Karena dulu Ustadz saya di Jember, Gus Latzari di Kesilir Jember pernah mengingatkan :”Gak usah main barang antik Nur ! nggarahi kere ! (nggarahi bahasa Jawa Timur = menyebabkan). Lah ini kebetulan saja adik butuh, dan info tak usah dicari datang sendiri kerumah, E siapa tahu jodoh rejekinya he he…

Sebenarnya hari itu saya merasa agak sehat lambungnya. Tapi agak ragu juga jika ingin melihat piring anti basi kerumah Pak Harto di desa Wonoroto dengan naik motor. Tapi entahlah, ada keinginan yang sangat kuat yang mendorong saya untuk berburu piring anti basi pesanan adik tersebut.

Padahal jarak rumah saya ke desa pak Harto ada kurang lebih 20 km sekali perjalanan. Malam itu saya benar-benar tak bisa tidur. Memikirkan bayangan keuntungan 75 juta yang bakal didapat, tapi juga membayangkan apa yang bakal terjadi jika saya benar-benar berangkat kerumah Pak Harto.

Akhirnya, tanpa berpikir panjang lagi, sudah tak ingat lagi kalau perut untuk naik motor masih sakit, berangkatlah saya dengan teman saya Bety kesana. Goncengan naik motor. Teman saya Bety yang didepan. Yang terpikir sepanjang perjalanan adalah keuntungan sebesar 75 juta rupiah.

Bisa kalian bayangkan. Uang sepuluh ribu saja harus menangis dulu kepada Allah. Lha ini ada peluang 75 juta kok mau dilewatkan, ya teramat sayanglah. 

Awalnya kami berjalan melewati jalan raya. Lalu masuk jalan kecamatan. Dan akhirnya menyusuri jalan pedesaaan, jalan yang masih berupa tanah. Dikanan kirinya sebatas mata memandang hanya hamparan sawah yang menghijau di musim mratak (buah padi mulai menyembul dari batangnya). Tak ada sebuah rumahpun yang kelihatan.

Pantas pada dekade tahun 60-an didaerah ini sering terjadi perampokan ditengah sawah. Sepeda motor seseorang dirampas beserta harta bendanya.

Ngeri juga rasanya melewati terbis-terbis yang panjang ini (terbis adalah lahan sawah yang sangat luas, yang jauh dari pedukuhan penduduk). Apalagi kami berdua perempuan. Tapi waktu itu sudah tak pernah lagi ada kasus perampasan disana. Sudah aman. Tapi dag dig dug juga hati kami melewati daerah yang masih asing ini Ya Allah…Mulut kami terus komat kamit membaca doa apa saja sepanjang melewati terbis ini.

Karena musim awal mratak, maka tak ada seorangpun yang berada disawah. Namun jika musim tanam atau musim panen, banyak sekali orang ada disawah.

Nun jauh disana sini nampak gerumbul-gerumbul pohon kelapa, menandakan disana ada padukuhan yang dihuni orang. Namun jauh juga jangkauannya. Alhamdulillah akhirnya sampailah kami pada ujung bulak, ujung persawahan yag sangat panjang. Alamat bakal bertemu manusia he he. Benar juga. Kami melihat ada bapak-bapak yang sedang berjalan sambil memanggul bumbung, sepertinya hendak mengambil air badek. Tetesan pohon kelapa yang bakal dibuat gula merah.

Ketika kami bertanya rumah pak Harto, ternyata bapak itu langsung tahu. Dan menunjukkan arah di padukuhan sebelah mana kami harus menuju. “Itu disebelah sana mbak, dekat kok !” kata bapak itu lagi.

Ya Allah..ternyata apa yang dibilang bapak itu dekat, jauhnya bukan kepalang. Namun ajaib. Akhirnya sampailah kami kerumahnya pak Harto, alhamdulillah pak Harto sedang ada dirumah. Tak pake basa basi maka kamipun menanyakan piring anti basi yang ditawarkannya itu kemarin. Lalu apa jawaban pak Harto ? “Maaf bu, baru tadi malam piring itu diambil adik saya, karena katanya ada yang minat untuk beli”.

Dan setelah kami tanyakan dimanakah rumahnya adik pak Harto, barangkali saja rumahnya masih bisa kami jangkau, sekalian perjalanannya he he. Eh ternyata rumahnya di desa yang teramat jauh jangkauannya. Lebih jauh jaraknya dari perjalanan rumah saya sampai kerumah pak Harto. Allah…

Langsung kami lemas. Tubuh rasanya tak bertulang lagi. Bayangan uang 75 juta langsung mengabur dan hilang sama sekali dari harapan. Kami tak bawa bekal baik makanan maupun minuman. Biasanya jika kami pergi ke desa-desa kan selalu dibuatin minum dan selalu ada sajian beraneka warna kue-kue, meskipun kue ndeso, tapi enak rasanya lho....

Ini, kebetulan isteri pak Harto lagi tak ada dirumah. Kebetulan pula pak Harto rupanya bukan laki-laki yang trampil membuat minuman, dan tak biasa memuliakan tamu. He he jadinya kami benar-benar kehausan dan kelaparan…Allah…

Temen saya Bety ngegrundel. Saya tersenyum geli melihat muka Bety kaya ditekuk. Karena ia juga sangat kecewa dengan Pak Harto. Sudah tak ketemu dengan piringnya, eh tak ketemu pula sama air minum setetespun he he..Dan ia juga sudah membayangkan bakal tak kasih bagian yang tak sedikit, jika transaksi piring anti basi ini kejadian.

Tenggorokan kami kering ketika kami berpamitan. Akhirnya kami mampir di sebuah warung di tepi jalan ketika hendak pulang. Alhamdulillah kami ketemu warung, dan ada jajanan nagasari yang dijual. Lumayan sebagai pengganjal perut yang sudah meronta. Lemas dan keringat dingin sudah mulai mengalir di kedua tangan dan kaki. Berabe !

Nah Alhamdulillah kami selamat pulang sampai rumah dengan penuh kekecewaan yang memenuhi otak. Ini merupakan pengalaman yang pertama dan terakhir saya dalam berburu barang antik.

Membuang waktu, membuang tenaga, membuang biaya, untuk sebuah impian yang tak masuk akal. Sehingga saya hampir saja terlambat shalat, hampir saja pingsan, pekerjaan rumah tangga terbengkalai karena seharian ditinggal pergi, anak tak keurus, hasil nihil. Dan ini adalah pekerjaan yang memang dirancang dengan manis oleh syaiton agar menjerumuskan manusia ke jurang kesesatan yang sangat nyata. Tanpa payah bekerja bisa mendapatkan hasil yang segunung, walau dalam impian !

Alhamdulillah masih Allah selamatkan diri saya dari sebuah kehancuran yang diakibatkan oleh berburu barang antik maupun harta karun !

Meskipun masih banyak yang menitipkan barang-barang antik ditempat saya, seperti buluh perindu, pring pethuk, mani gajah dan lain lainnya semua saya kembalikan kepada pemiliknya, tanpa tergiur untuk menjualnya dan mendapatkan keuntungan yang aduhai. 

Banyak juga yang heboh mencari samurai asli Jepang yang roll atau yang selendang yang mau menawar dengan bertrilyun rupiah, batu merah delima, kul buntet apalah itu…barang-barang tempatnya syaiton berkelana menjerumuskan manusia.

Itulah pengalaman saya. Benar kata Ustadz saya Gus Latsari, bahwa jangan main barang antik jika tak ingin hidup dan kehidupan kandas menjadi tak tentu arah. Memang benar dan nyata, bukanlah dusta !

Semoga ada hikmahnya bagi kalian ya ?
Alhamdulillahirabbil’alamiin.

Salam Penulis,
Niniek SS

Curhat Seorang Sahabat Sakit Maag

Bismillahirrahmanirrahiim…

Salam Sejahtera Bagi Seluruh Alam,

Puji dan syukur hanya kepada Allah Pemilik Seluruh Nikmat. Shalawat dan salam yang setulus-tulusnya semoga senantiasa tercurah atas Nabi Agung Muhammad Rasulullah SAW, bagi keluarga dan sahabatnya yang mulia serta para pengikutnya yang setia sampai akhir jaman.

Suatu sore saya kaget ketika diberitahu sahabat sakit maag, Mbak Atik namanya, dari Tangerang, masuk rumah sakit karena sesak nafas. Ia menderita maag dan gerd sudah cukup lama, seputar 2 tahun (persisnya saya lupa, karena saking banyaknya riwayat sakit maag yang harus saya ingat dari teman-teman sakit maag).

Saya jadi ingat saat saya masuk kerumah sakit ketika saya sakit maag dulu. Apalagi sudah berada dirumah sakit. Bayangan kematian bertambah kenthal dibenak. Sedangkan dirumah saja, jika sedang kambuh, selalu saja perasaan itu bergayut dipelupuk mata, seolah kejadiannya sudah benar-benar didepan mata. Ya Allah…

Alhamdulillah, mbak Atik hanya sebentar di opname di Rumah Sakit. Begitu pulang kerumah, alangkah senangnya ketika buku maag yang dipesannya dari saya sudah berada dirumahnya. Alias paketnya sudah nyampai. Buku Panduan dan tepung kerut.

Karena sepulang dari rumah sakit masih lemas, terpaksa ia meminta tolong kepada suaminya untuk membacakan Buku Panduan Rahasia Sembuh Sakit Maag. Saking penasarannya. Kebetulan mbak Atik ini dulu satu sekolah pada tahun yang sama di SMAN 1 Purworejo dengan saya. Jadi ada kedekatan yang khusus diantara kami. 

Awalnya, didorong rasa iseng saja mbak Atik browshing di internet, karena pada galibnya ia paling malas baca-baca di internet. Bukannya malas membaca, tapi karena setiap hari, rasa nggliyengnya tak ketulungan lagi.

Nah pada saat iseng itulah mbak Atik bertemu dengan blog ini. Apalagi tahu saya berasal dari Purworejo. Lalu iseng pula ia menghubungi saya via telepon. Siapa tahu saya bisa diajak nostalgia tentang kota Purworejo. Eh ngomong punya ngomong ternyata kami dulu satu sekolah ketika di SMA.

Jadilah ketemu teman lama. Pucuk dicinta ulam tiba. Mbak Atik bersyukur sekali, dari keisengannya browshing, lalu iseng menghubungi saya, ternyata menemukan apa yang selama ini dicarinya. Barangkali saja saya dan blog ini, merupakan jalan kesembuhan bagi mbak Atik dan pembaca blog sekalian. Doakan ya ? Semoga ! Amiin.

Nah ini ni, curhatnya mbak Atik kepada saya. Ini bukan aib, tapi ini adalah sebuah fakta dilapangan, betapa menderitanya orang sakit maag dan gerd. Semoga bisa dijadikan gambaran. Bahwa sakit maag, apalagi jika sudah berkembang menjadi gerd, adalah benar-benar merupakan sakit yang harus disikapi dengan serius bukan sambil lalu.

Bahwa benar sekali apa yang pernah saya tulis baik didalam buku panduan maupun dalam artikel-artikel saya di blog ini, sakit maag itu, jika tidak diperhatikan dan tak diobati dengan seksama akan bisa melumpuhkan kehidupan. Ya benar-benar melumpuhkan !

Baik lumpuh secara fisik tak mampu berjalan. Maupun lumpuh kehidupannya. Lumpuh ekonominya. Lumpuh Rumah tangganya alias berantakan. Lumpuh kehidupan sosialnya. Lumpuh imannya, agamanya. Lumpuh usahanya atau pekerjaannya. Pokoknya lumpuh segalanya !

Jangan mentertawakan ya, jika anda belum pernah mengalami sakit maag, apalagi mengalami kelumpuhan. Tapi tak ada kata terlambat jika kita mau berikhtiyar dengan sungguh-sungguh, dengan segala daya upaya disertai doa dan permohonan sepenuh hati, sepenuh jiwa kepada Allah SWT. Sang Penyembuh.

Buku Panduan, Blog solusi sakit maag, Niniek SS, morinda, tepung kerut, kalung Jenitri, Kalung Orgonit, semua yang ditulis dan ditawarkan dalam blog ini semuanya adalah sekedar alat yang jika di Kehendaki oleh Allah SWT bisa menjadi alat kesembuhan bagi kita sekalian. Tetapi yang utama adalah RidhoNya semata. Tak ada lain. Jadi jangan sampai melenceng akidah kita yaa ?

Ini ni curhatnya mbak Atik kepada saya :

Dik Nik, ini semalem saya sesak nafas terus ke RS di suntik sama di oksigen dari jam 11 malam sampai jam 3.30 pagi. Ee.. belum sampai rumah udah sakit lagi. Ini saya njengking di tempat tidur. Lambungku kram. Pas banget paket datang. Yang saya lakukan, untuk mengatasinya, mengompres lambung dengan air panas yang saya masukkan ke botol lalu dialas pake handuk. Seperti apa yang Dik Niniek sarankan. Terus apa lagi ya Dik yang harus di lakukan ? Apa tepung kerutnya dikonsumsi mentah gitu saja ? 

Saya membalasnya :”Sebaiknya tepung kerutnya dimasak dulu mbak, yang encer dan gulanya sedikiiit saja”.

Lalu sambungnya di BBM :”Aku belum sempat baca bukunya Dik, suami tak maintain tolong bacain. Ni lambungku lagi suuuakiiit buanget Dik, tapi Alhamdulillah sudah agak redaan sedikit”

“Iya mbak sabar dan tawakkal selalu ya mbak” jawabku.

“Mohon doanya selalu ya Dik, semoga Allah memberi kesabaran padaku”

Ini ni BBMnya yang cukup panjang :

Iyalah Dik, saya akan berusaha mentaati yang ada di buku kok, pengin sembuh dan tak kambuh lagi. Amiin. Aku sudah trauma ke RS. Tapi sebelum membaca Buku Panduan yang dari Penjenengan mau tak mau, karena kepanikanku, dan keluarga juga ikut panik ya saya terpaksa ke RS, itu adalah jalan terbaik waktu itu to ? Padahal saya juga sudah ke Alternatif, terapi minum herbal-herbal. 

Tapi belum ada tanda-tanda kesembuhan yang permanen. Sembuh sebentar, tapi kambuh lagi. Begitu dan begitu selalu. Ya karena sebelumnya tidak ngerti bagaimana mensiasatinya. Malah kadang-kadang yang saya lakukan adalah justru yang dilarang untuk sakit maag. Ya sudah semakin menjadi-jadi sakitku ini. Apalagi saya kan gak tahu tanda-tanda atau ciri-ciri dari sakit maag, waduh dik, jadi stress luar biasa !

Apalagi kemudian muncul perasaan aneh, tambah stress aku. Lagi-lagi Guru Ngajiku tu bilang bahwa aku kena santetlah, dan lain-dan lain. Yang sebangsa itu dulu kebayang gak sih Dik ? Tambah semakin gak karu-karuan badan ini.

Makanya pikiran saya jadi yang enggak-enggak.

Apalagi ketika badan lemes. Puyeng tujuh keliling. Buat jalan sempoyongan. Dada seseg. Tenggorokan panas dan kering kerontang. Wislah Dik, pikirannya jadi nggak karu-karuan.

Mudah-mudahan Allah memberikan terus kesehatan untuk penjenengan dan keluarga. Dimurahkan rejekinya. Dan dipanjangkan umurnya yang Allah berkahI, RidhoI dan RahmatI. Amin YRA.

Begitulah. Siapa yang tak bersyukur menjadi saya, Niniek SS, yang didoakan oleh semua teman-teman agar selalu sehat, panjang umur yang barokah dan murah rejekinya oleh Allah SWT ? Amin Ya Rabbal Alamiin. Semoga semua doa dari teman-teman sakit maag diijabah oleh Allah SWT. dan dikembalikan menjadi keselamatan, keberkahan, kesembuhan, kecukupan rizkynya bagi teman-teman semua. Amin Ya Rabb.

Saya lanjutkan ya curhatnya Mbak Atik. Tadi malam saya berjanji untuk membalas BBMnya mBak Atik yang panjang itu. Namun karena kecapean, sehabis shalat isya’ saya sudah tepar tak ingat apa-apa lagi. Apalagi sebelum tidur saya mencoba memakai kalung orgonitenya suami saya. Melihat dampak nyata dari manfaat kalung orgonite yang telah dipake suami saya, saya tertarik untuk membelinya besuk jika ada rejeki longgar.

Nah sebelum membelinya saya harus mencobanya dulu dong. Walau sudah melihat bukti nyata. Sejak mengenakan kalung orgonite itu, hidung suami saya tak pernah keluar ingusnya lagi. Mantab kan ??? 

Subhanallah…Alhamdulillah saya sangat terharu dan sangat bersyukur, penderitaan sinusitis suami saya nyaris sembuh. Kalung jenitri juga banyak manfaatnya, paling tidak bisa membantu gampang tidur. Namun masih lebih banyak manfaatnya kalung orgonite yang dirakit dengan ilmu dan cara yang benar.

Tidur saya sangat pulas tadi malam. Terbangun sudah pukul 2 dini hari, ya lanjut dengan tahajjud dan dzikir hingga puas. Selesai dzikir jam 3.30 ternyata sudah ada BBM lagi dari mbak Atik, ini nih curhatnya :

Waalaikumussalam Wr.Wb.

Nggak apa-apa Dik, saya negerti capeknya penjenengan. Alhamdulillah saya diberi jalan oleh Allah dengan kenal penjenengan. Mudah-mudahan saya bisa segera sembuh dan bisa pengajian lagi kemana-mana lagi Dik.

Aku haru banget. Ini aku juga baru aja selesai sholat tahajjud, taubat, hajat, dan witir. Alhamdulillah banget selalu terngiang kata-kata penjenengan yang ada didalam buku, ‘jangan pernah ninggalin sholat walau dalam keadaan apapun’.

Alhamdulillah banget..nget Dik, saya bersyukur kepada Yang Maha Kuasa, Yang Maha Agung, semalem diberi kenikmatan tidur nyenyak, berkualitas sekali tidur saya, karena saya menuruti nasehat penjenengan, agar jika ada tanda-tanda atau signal mau kambuh maag saya, agar saya rilex jangan tegang. Menyerahkan semuanya kepada ke Ridoan Allah SWT.

Sekarang saya jadi tahu mensiasatinya, jadi Alhamdulillah gak jadi kambuh. Dan saya ingat banget kata ‘sabar’ dari penjenengan. Jadi konflik-konflik yang nggak perlu dipikir bisa diatasi dengan baik.

Dan sekarang jika ada waktu sedikit saja, langsung saya pakai untuk banyak berdzikir, daripada ngurusin sesuatu yang nggak jelas dan kadang nggak penting.

Dan Alhamdulillah, sekarang suami saya lebih sabar untuk ngurusi saya, setelah ikut membaca Buku Panduan penjenengan yang ‘luaar biasa’. Amiiin Ya Allah, amiin.

Buku tersebut sangat-sangat berguna bagi banyak orang, insya Allah. Padahal saya itu males Dik buka-buka internet. Boro-boro ! lha wong kepala kliyengan terus kok ! mudah-mudahan ini jalan saya menuju kesembuhan yang sempurna. Yang diberikan oleh Allah SWT. kepada saya melalui penjenengan. 

Nice Ya Allah, aku mohon kepadaMu, untuk Dik niniek dan keluarga, berikanlah nikmat yang sempurna, perlindungan yang abadi, rahmat yang meliputi kebahagiaan, ketenteraman, dan menghadirkan manfaat hidup yang mulia dan bahagia, anugerah yang meluaskan kebaikan, keluarga serta saudara-saudaranya serta teman yang menyejukkan hati dan kasih sayang yang penuh manfaat.

Ya Allah aku mohon kepada Engkau, berikanlah keluarganya ilmu yang manfaat, rizki yang luas lagi halal, serta jauhkanlah dari rizki yang haram.

Ya Allah, jauhkanlah keluarga Dik niniek dari segala penyakit dan cucurkanlah dengan karuniaMu kesehatan, keberkahan dan panjang umur. Amiin YRA. Kabulkanlah doa kami.

Lalu kubalas seperti ini :
Amiin Ya Rabbal Alamiin.

Ya Allah seseungguhnya setiap kenikmatan, kebahagiaan, dan keindahan hanya berasal dariMu, karena Engkaulah Sumber Segala Nikmat.

Tiada kebaikan serta keburukan yang terjadi tanpa ijinMu. Dan tiada sesuatupun yang terjadi tanpa pesan kehendakMu. 

Puji dan syukur yang sekhalis-khalisnya kepadaMu pagi ini ya Allah, shalawat serta salam yang setulus-tulusnya, seagung-agungnya bagi Nabiku Rasulullah SAW. jika pagi ini Engkau teteskan embun penyejuk kebahagiaan direlung kalbu kami, hamba aminkan doa mbak Atik, semoga Engkau kabulkan doanya yang sungguh tulus kepadaMu ya Allah. Dan kembalikanlah kebaikan untuknya berserta keluarganya, yang melebihi segala doanya bagiku. Engkau Maha Memiliki dan Maha Luas PemberianMu. Amiin YRA.

Begitu teman-teman, curhatnya mbak Atik. Semoga bisa memotivasi teman-teman semua agar tidak berputus asa dalam menjalani sakit yang belum kunjung sembuh. Tetap bersyukur, tetap sabar dan tawakkal, dan tetap terus semangat ya !

Alhamdulillahirabbil’alamiin.

Salam Penulis,
Niniek SS

Dua Puluh Empat KM Jalan Kaki Mencari Bu Niniek

Bismillahirrahmanirrahiim

Teman, ini tak ada kaitannya sama sekali dengan soal maag. Ini kilas balik 2 dasa warsa yang lalu sebelum saya sakit. Tidak tepat sih hitungan tahunnya, kira-kira saja. Apa manfaatnya saya mengangkat tema yang tak berhubungan dengan sakit maag ini ? Ya agar kalian tak menjadi bosan aja dengan blog ini. Tiap hari yang ditemui hanya artikel-artikel soal maag melulu. Emangnya tak ada cerita lain ?

Dulu, 2 dasa warsa yang lalu, saya melayani orang-orang sakit yang pada datang kerumah. Mereka datang meminta tolong, untuk penyakit mereka saya obati. Saya bukan praktisi kesehatan. Bukan bu bidan. Bukan orang pintar. Dan sekalipun tak pernah mengikuti pelatihan kesehatan apapun dan dimanapun.

Saya hanya senang membaca apapun yang berhubungan dengan kesehatan. Sejak masih SMP sudah sangat tertarik dengan Ilmu Hayat, tentang penyakit dan anatomi tubuh manusia. Nilai ilmu Hayat saya sering mendapat terbaik di kelas, waktu di SMP ha ha…10 min.

Sampai tuapun saya tetap menyukai tentang rahasia tubuh manusia dan rahasia kehidupan yang melingkupinya. Apapun yang menjadi minat saya, saya akan terus menggelutinya hingga saya menguasainya. Itulah kebiasaan saya. Hingga saya tua kini.

Hingga suatu hari saya bertemu dengan orang gaib yang mengamanahi saya agar mulai hari itu, saya mau ataupun tidak, siap ataupun tidak, harus mulai menolong orang yang membutuhkan pertolongan. Kalau uang jelas tak mungkin karena saya bukan orang kaya, bahkan saya termasuk kelas masyarakat tak mampu. Baru tahu ya ? He he tapi saya bukan type yang minta dibelaskasihani kok. Kecuali belas kasihan dari Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.

Orang-orang yang datang meminta pertolongan sakitnya kepada saya, bukan hanya dari kalangan orang-orang kecil seperti level saya, namun sampai yang berpangkat jenderal dan orang-orang level ataspun ada yang meminta pertolongan kepada saya. Hanya bedanya, bagi masyarakat kelas menengah kebawah mereka yang mendatangi saya, namun dari kelas atas biasanya mereka menjemput saya dengan fasilitas yang diberikannya kepada saya , untuk bisa sampai ke rumahnya di bilangan rumah elite di Jakarta.

Saya tak punya bekal apa-apa untuk membantu mengobati sakit mereka yang datang kerumah saya, ataupun mereka yang harus saya datangi kerumahnya. Bekal saya hanya “Bismillah” saja dengan 1000 keyakinan, bahwa Asma Allah sungguh Maha Besar dan “lebih besar" dari segala sakit penyakit yang mereka derita ataupun berjuta masalah yang menjadi persoalan mereka.

Dan waktu itu, media yang saya pakai untuk mengobati mereka adalah “Jamu Rebus” ramuan saya sendiri. Dari jamu masuk angin hingga jamu untuk kanker saya ramu sendiri. Harganya relatif sangat murah. Untuk ukuran saat ini, bila untuk kanker, perbungkus sekali rebus hanya Rp.100.000,- dan biasanya saya mengemas dalam 1 paket 10 bungkus, untuk minum selama satu bulan, Alhamdulillah rata-rata hanya habis 1 paket, kanker mereka sudah sembuh total, jika di cek ke laboratorium sudah tak tersisa 1 cel kankerpun. Saya sendiri TAKJUB kepada kemurahan Allah yang ada didalam jamu ramuan saya. Yang hebat bukan jamu saya, tapi berkah Allah yang ada dalam jamu yang saya ramu. 

Sayang, sejak Pasar Purworejo terbakar habis, saya teramat sulit mendapatkan bahan ramuan untuk jamu saya, sehingga sekarang saya tak meramu jamu lagi. Kecuali itu fisik saya, setelah sembuh dari sakit maag ini, sudah tak mampu lagi meramu jamu. Karena untuk meramu jamu memerlukan stamina fisik yang tinggi, he he takut kambuh lagi maagnya, masih trauma teman !

Nah suatu hari ada seorang bapak dari pelosok desa ditepi pantai selatan Purworejo, usia seputar 45 tahun, datang kerumah. Kedatangannya bersama anak gadisnya yang perutnya katanya sakit sekali terus menerus setiap hari. Katanya sakitnya sudah berbulan-bulan, dan telah berobat kerumah sakit dan kemana-mana, namun belum sembuh juga. Kian hari katanya makin bertambah sakit.

Anak gadis itu badannya kurus kering, mukanya sangat pucat, dan kelihatan kalau menahan sakit. Orang-orang yang antri diluar ruangan praktek, terdengar mempersilahkan bapak beranak itu untuk langsung saja periksa duluan tak usah antri. Rupanya para pasien yang antri rela melepaskan hak mereka untuk diperiksa lebih dulu, melihat anak gadis itu kesakitan yang sangat.

Sayapun menyapa bapak beranak itu dengan ramah seperti kepada yang lain. Tanpa membeda-bedakan. Anak gadis itu kelihatan sekali menahan sakit. Ia saya suruh berbaring di dipan tempat pemeriksaan pasien. Suhunya saya pegang dahinya agak hangat. Namun kaki dan tangannya dingin berkeringat, tanda bahwa ia menahan sakit, dan dalam tubuhnya sedang terjadi mekanisme metabolisme tubuh yang tidak stabil. Belum ditanya mana yang sakit, anak gadis itu sudah membuka baju blousenya, dan memperlihatkan bagian perutnya yang sakit.

Astaghfirullahaladzim…saya tak tega melihat perutnya. Terdapat benjolan sebesar telor angsa yang sangat keras ketika saya pegang, dan berwarna ungu tua kusam. Bapaknya menahan nafas ketika anak gadisnya saya periksa. Meski saya bisa memastikan bahwa itu adalah kanker perut, namun saya berusaha menyembunyikan kegelisahan hati saya dari mereka. Didepan pasien saya harus bersikap tenang.

Setelah saya periksa, anak gadis itu saya persilahkan untuk keluar dari ruangan periksa, sementara bapaknya saya minta untuk tinggal sejenak diruang periksa untuk mendengarkan penjelasan saya. 

Saya tidak katakan terus terang kepada bapak tersebut bahwa anaknya menderita kanker perut, bapak tersebut, begitu melihat anaknya sudah keluar dari ruangan langsung berdiri dari kursinya dan bertanya kepada saya “Bu anak saya kanker ya Bu, iya ya Bu ?”

Saya terperangah bingung. Jujur apa tidak yah ? Lalu saya tanyakan kepada Bapak itu :”Menurut Bapak sendiri bagaimana Pak ?”. Bapak itu menjawab :”Kanker Bu, kata beberapa dokter yang pernah memeriksa dan hasil pemeriksaan laborat memang kanker”

Saya balik bertanya :”Loh Bapak sudah tahu kalau sakit putri Bapak adalah kanker kenapa Bapak masih bertanya kepada saya ?” Tanya saya kemudian kepada Bapak itu.

“Iya Bu untuk memastikan, bahwa mungkin bukan kanker Bu” katanya. Sedih rasanya merasakan kesedihan Bapak itu.

Akhirnya saya katakan :”Pak, apapun sakit putri Bapak, itu tak penting. Yang penting nanti saya obati dengan jamu saya, kita berdoa bersama-sama mudah-mudahan sakit putri Bapak akan sembuh, bukan begitu Pak?”

“Iya Bu, tapi bisa sembuh ya Bu ? Anak saya bisa sembuh kan Bu” tanyanya masih sangsi. “Insya Allah Pak, jangan kuatir, asal Bapak yakin kepada Kebesaran Allah, insya Allah, separah apapun sakit putri Bapak, akan sembuh”.

Saya kembali ingat akan kebesaran Allah. Dengan yakin saya mohon RidhoNya untuk kesembuhan anak gadis itu melalui jamu yang saya ramu.

Saya memberikan hanya 2 bungkus jamu, kebetulan hari itu jamu untuk kanker yang paketan sedang habis, Alhamdulillah masih tersisa 2 bungkus.

“Pak mohon maaf, ini harusnya jamunya 1 paket terdiri 10 bungkus, namun ini yang paketan sedang habis, dan ini ada sisa 2 bungkus bisa dibawa pulang dulu, nanti 6 hari saya tunggu Bapak datang kesini lagi, tidak usah dengan putri Bapak tak apa-apa. Ya Pak?” Kata saya kepada Bapak itu, sambil memberikan jamu kanker untuk putrinya.

“Aturan minumnya sudah ada didalamnya pak”. Ketika menerima jamu lalu Bapak itu membaca label aturan minum yang ada didalam bungkus jamu. Yang tulisannya kelihatan dari luar karena jamunya saya  kemas dalam bungkus plastik transparan.

Singkat kata, Bapak dan anak gadisnya pamit pulang, dan saya melanjutkan menangani pasien-pasien yang antri dibelakang Bapak itu.

Suatu hari yang lain, selang 1 minggu dari kedatangan Bapak dan anak gadisnya itu, datang seorang ibu setengah baya, yang datang dengan keluhan kanker payudara. Singkat kata setelah saya periksa, baik secara fisik memeriksa payudaranya, maupun dari aura yang keluar dari payudaranya, memang tanda-tandanya positip kanker payudara. Tapi ibu itu kelihatan tabah.

“Bu saya memang kanker payudara, tapi sudah berobat ke Rumah Sakit harus operasi Bu, saya takut Bu. Dan sudah saya obatkan kemana-mana, tapi belum sembuh. Kalau malam saya tak bisa tidur Bu, sakit sekali.” keluh Ibu tadi.

Saya sangat iba, sekaligus salut pada ketabahannya. “Lha ibu kok tahu datang kesini dari siapa?” Tanya saya. “Itu lho Bu, ada tetangga saya yang anak gadisnya kanker perut, katanya seminggu yang lalu berobat ke Ibu diantar sama Bapaknya, alhamdulillah dia sudah sembuh Bu, terus saya dikasih tahu suruh berobat kesini, mudah-mudahan sembuh seperti tetangga saya ya Bu ?” ungkapnya penuh pengharapan kepada saya.

“Insya Allah ya Bu, yang yakin saja kepada Kemurahan Allah, ibu akan sembuh”, sambil saya memberikan 1 paket jamu kanker kepadanya.

“Ini diminum sesuai aturan yang ada didalamnya ya Bu, dan taati pantangan yang juga sudah tertulis didalamnya. Hindari daging-dagingan, bakso, mi instan, makanan kaleng, dan segala bumbu masak.” Kata saya. 

“Insya Allah Bu, saya akan jalankan dengan baik” Jawab ibu itu.

“Oh ya Bu, tolong sampaikan pesan saya kepada Bapak tetangga ibu, agar mengambil sisa kekurangan jamunya agar putrinya tidak kambuh lagi, kemarin saya memberikan jamunya masih kurang” Saya berpesan kepada Ibu yang menderita kanker payudara itu. Dan ibu itupun mengangguk-anggukkan kepalanya :”Insya Allah Bu akan saya sampaikan nanti”.

Tiga tahun kemudian sesudah itu (kalau tak salah)…

Tiba-tiba ingatan saya melayang kepada ibu yang menderita kanker payudara itu. “Ibu itu bagaimana ya kabarnya ? Sudah sembuh atau belum ya ?” 
Tiba-tiba saya rindu sekli kepada ibu tersebut. Sayang kepada para pasien, saya tak pernah meminta alamat lengkapnya. Selalu didalam buku tamu hanya menuliskan nama kotanya saja.

Saya masih ingat. Desanya Nggesing. Desa paling selatan di kabupaten Purworejo, di pesisir pantai selatan. Namanyapun lupa ibu siapa. Saya ingin sekali kesana. Demikianlah saya, kalau sudah mempunyai keinginan, terutama jika ingin pergi ke suatu tempat, atau kangen dengan seseorang terbayang terus. Bayangan baru hilang, ketika bisa bertemu dengan orangnya.

Tapi waktu itu, saya tak mungkin pergi menemui rumah ibu yang kanker payudara itu. Waktu itu saya sedang hamil 6 bulan, putriku satu-satunya. Sedangkan saya pernah keguguran 8 kali. Bisa dibayangkan betapa ketika saya mengandungnya, bagaikan memelihara permata mustika, saking takutnya keguguran lagi. Hati-hati sekali segalanya, bersikap, berpikir dan melakukan apapun super hati-hati.

Jadi saya hanya bisa membayangkan wajah ibu tersebut setiap kali. Aneh sekali, bayangan ibu itu tak bisa saya singkirkan dari ingatan saya. 

Suatu siang, saya kaget setengah mati ketika diluar pintu terdengar suara salam, seperti suara ibu yang sedang saya harap-harap. Dan betapa kagetnya, ketika saya buka pintu, ternyata yang ada didepan pintu adalah benar-benar ibu kanker yang sedang saya pikirkan.

Air mata saya meleleh tak mampu saya tahan. Ibu itu saya peluk sejadi-jadinya, betapa bersyukurnya saya kepada Allah yang telah mengirim ibu itu datang kerumah saya. Saya hanya ingin mengetahui kabarnya, bagaimana perkembangannya setelah minum jamu dari saya, sembuhkah, atau bagaimana.

Ibu itupun ikut menangis sejadi-jadinya. Kami menangis berpelukan erat. Tapi saya tak tahu apa yang ditangiskannya. Apakah karena terharu melihat saya menangis memeluk erat dirinya ?

Tanpa menunggu lama, sebelum kami sempat berbincang, segera saya buatkan ibu tersebut teh hangat encer yang tak begitu manis, dan hidangan ala kadarnya. Wajahnya kelihatan hitam seperti baru saja terpanggang matahari ! Kelelahan !

Sebelum sempat saya tanya kabarnya, ibu itu segera menceritakan bahwa anak gadis tetangganya telah sembuh kanker perutnya hanya dengan 2 jamu yang saya berikan. Dan sampai sekarang tak pernah kambuh lagi. 

Demikian pula dengan dirinya, ibu itu bersyukur sekali hanya dengan beberapa bungkus jamu yang saya berikan dulu, juga sembuh dan tak pernah kambuh lagi. Ia mengatakan bahwa hanya minum 3 bungkus, dan sisa selebihnya ia berikan pada saudaranya yang juga menderita keluhan yang sama, tapi bukan kanker payudara, melainkan kanker rahim, katanya juga sembuh sampai sekarang.

Saya mendengarkan cerita ibu itu dengan takjub ! takjub kepada Kebesaran dan Kemurahan Allah yang tak henti-hentinya. Ya Allah Ya Rasulullah SAW.

“Alhamdulillah…saya bisa bertemu lagi dengan ibu Ninieeeek…, Alhamdulillah…” katanya berulang-ulang sambil mengusap air matanya yang selalu meleleh setiap mengucapkan kata itu.

Ibu itu lalu mulai bercerita, bahwa sejak minum jamu dari saya sembuh dan tak pernah kambuh lagi. Namun 2 hari yang lalu, ia diminta membantu memasak ditempat orang hajatan. 

Karena rumahnya jauh, ia makan apa saja masakan yang ada ditempat tetangganya yang hajatan tersebut. Masakan yang selama ini dihindarinya seperti nasehat saya. Mie instan, daging-dagingan, bumbu masak, bakso dan minyak-minyakan tak pernah disentuhnya.

Ketika itu ia padahal hanya makan dengan sayur ongseng kubis tempe dengan lauknya bergedel kentang yang semuanya dimasak dengan bumbu masak. Ia berharap dengan makan melanggar sedikit pantangannya tak akan berakibat apa-apa pada sakit kankernya.

Ternyata Allah berkehendak lain, benar, malam harinya pada payudaranya timbul reaksi kembali sakit, senut-senut tak hilang-hilang. Saking takutnya ia berniat untuk berobat lagi kepada saya. Maka iapun pagi pagi buta sudah berangkat dari rumahnya untuk mencari rumah saya, ke alamat saya dimana dulu ia berobat.

Ternyata Ya Allah, selama 3 tahun itu saya sudah tiga kali pindah-pindah rumah kontrakan. Karena kontrakan selalu naik setiap tahunnya, saya tak kuat membayar, sehingga saya mencari kontrakan bulanan saja yang bisa terjangkau oleh keuangan saya. 

Sehingga ibu itu terus mencari saya, dari kontrakan yang satu kepada kontrakan saya yang lain setelah bertanya kesana kemari kepada orang yang dijumpainya.

Nah inilah yang paling mengharukan.

Kontrakan saya yang terakhir ini berada di pertengahan jalan antara kota Kutoarjo ( sebuah kota kecamatan yang terus berkembang ) dengan ibu kota kabupaten Purworejo, yang berjarak 12 km.

Ternyata sudah turun naik kendaraan angkot tak juga bisa diketemukan rumah kontrakan saya, maklum saya disitu pindahan baru, jadi belum banyak yang kenal.

Akhirnya setelah hampir putus asa mencarinya, ibu itu mencari dengan berjalan kaki dari kilometer pertama jalan Kutoarjo – Purworejo dengan tekad baja. Ia tak akan pulang kerumahnya sebelum ketemu dengan Bu Niniek !

Ibu itu berjalan dari rumah kerumah bertanya tentang rumah bu Niniek. Orang hanya menunjukkan ancer-ancernya dan tak ada yang tahu persis dimana rumah bu Niniek. 

Sudah lebih dari 17 km ditempuhnya perjalanan belum juga ketemu rumah bu Niniek. Lalu dengan tekad baja, ia mencarinya kembali balik kanan dari Purworejo menyusuri jalan yang tadi dilewatinya kearah kota Kutoarjo, akan tetapi melewati jalan sebelah sisinya, mencari deretan rumah yang berada berhadap-hadapan dengan deretan rumah yang tadi sudah disisirnya.
 
Alhamdulillah…setelah melalui perjalanan yang cukup melelahkan, berjalan kaki tak kurang dari 24 kilometer, terpanggang sinar matahari tanpa payung, didasari dengan kemauan yang keras, tekad baja dengan doa yang sungguh-sungguh kepada Allah Yang Maha Mengatur kehidupan, bertemulah ibu itu dengan rumah saya ! Padahal dari rumahnya hingga mencapai tempat pangkalan angkot yang ditumpangi ke kota Purworejo, ibu itu harus berjalan kaki sangat jauh, entah berapa kilometer saja yang telah ditempuhnya.

Pantas saja waktu datang ketika itu mukanya seperti gosong, kuyu dan sangat kelelahan. Ternyata ibu dari desa yang sangat jauh itu, telah menempuh perjalanan hingga puluhan kilometer hanya untuk mencari saya. Subhanallah...

Subhanallah…Allah Hu Akbar…keajaiban telah terjadi. Allah telah mempertemukan 2 makhluk yang saling merindukan dengan kepentingan yang berbeda. Saya yang ingin tahu kabarnya Ibu itu, dan Ibu itu yang ingin mencari saya, mencari jamu yang dulu menjadi lantaran kesembuhan sakit kankernya.

Saya merindukan mendengar kabarnya ibu itu, dengan segala asbabnya Allah tetapkan ibu itu untuk mencari saya. Allah beri kemudahan kepada saya, saya tak perlu mencari ke rumah ibu itu, namun ibu itu telah Allah hadirkan kerumah saya.

Dan meskipun harus menempuh jarak yang tak kurang dari 24 km, Allah kuatkan tekad ibu itu untuk tetap terus mencari saya sampai ketemu. Itulah cara Allah bekerja, selalu MENAKJUBKAN bagi orang yang beriman kepadaNya. Oleh karena itu, kalian yang sakit dan belum sembuh-sembuh juga, tetap teruslah beriman kepada Allah.
 
Karena kalau Allah sudah berkehendak apapun bisa terjadi dalam sekejab ! dan dengan penuh keajaiban ! 

Dan saat ini, jika kalian sedang sakit dan belum sembuh-sembuh, janganlah meratapi penderitaan kalian, namun tetaplah berikhtiyar dengan penuh iman. 

Lalu, jika saat ini kalian sedang dikaruniai dengan kesehatan yang baik, syukurilah nikmat sehat kalian, manfaatkan nikmat sehat kalian untuk melakukan apapun dengan niat ibadah, sehingga kebaikannya untuk kebahagian kalian di dunia maupun akherat.

Lakukan kebaikan untuk dunia dan untuk akherat kita. Karena akherat tempat sebaik-baik dan sekekal-kekal kita kembali. Semoga artikel ini menambah keberkahan bagi kita sekalian. Amin Ya Rabbal’Alamiin.

Alhamdulillahirabbil’alamiin.

Salam Penulis,
Niniek SS
Back To Top